Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini... - Hallo sahabat INFORMASI KESEHATAN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini..., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel informasi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini...
link : Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini...

Baca juga


Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini...

Pembaca yang budiman, terkadang kita menyangka ayah kita adalah sosok tegar dan tak pernah menangis. Sosok yang tidak pernah bersedih bahkan tak mungkin bersedih. Tapi apakah memang benar seperti itu?. Pembaca yang budiman, mari simak sebuah tulisan renungan yang akan membuat kita segera ingin memeluk ayah kita. 


Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku. 

Saat aku sakit demam, ayah membentakku �Sudah diberitahu, Jangan minum es!� Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. 

Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku. 

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata �Tidak boleh! �Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? 

Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya. 

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, �dimana, dan sedang apa aku diluar sana.� 

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama. 

Disaat aku merengek memerlukan ini � itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam. 

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, �anakku sekarang sukses.� Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga. 

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati � hati mengizinkannya. 

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, �Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya. 

�Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah� 

Anakku.. 

Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu �
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu � 

Nak.. 

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do�anya selalu ada namamu disebutnya �
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman� 

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu�
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri.. 

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa�
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku�
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu� Maka hormati dan sayangi ayahmu.


Demikianlah Artikel Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini...

Sekianlah artikel Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini... kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Nak Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Cucuran Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu Hingga Bisa Menjadi Seperti Ini... dengan alamat link https://infokesehatandansolusi.blogspot.com/2017/09/nak-memang-ayah-tak-menyusuimu-tapi.html

Post a Comment

 
Top