Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya! - Hallo sahabat INFORMASI KESEHATAN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Serviks, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!
link : Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!

Baca juga


Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!

Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!
Wanita, Waspadai Kanker Serviks serta Tetaplah Berkarya!

Wanita, waspadai kanker serviks serta tetap lah berkarya!

Ita Fatati

Rumah Sakit Khusus Ibu serta Anak Kota Bandung

Jl. Astana Anyar 224 Bandung

Profesi saya sangat berhubungan dengan kesehatan wanitakarena saya merupakan seorang spesialis kebidangan serta kandungan atau lebih dikenal dengan spesialis obstetric serta ginekologi (SpOG). Selama menempuh pendidikan baik dikala kedokteran umum maupun dikala pendidikan spesialis tentu saja banyak hal perihal kesehatan wanitayang saya temui. Banyak wanita sukses di bidangnya akan tetapi tidak bisa berkarya lagi alasannya masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan pada wanita merupakan kanker. Ada beberapa kanker yang khususmenyerang wanita, salah satunya merupakan kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan kanker serviks. Berdasarkanworld Health organization (WHO ) kanker serviks merupakan kanker ke 2 terbanyak di dunia , yaitu sekitar 500.000 kasus baru serta 250. 000 kematian per tahun.

Berbeda dengan kanker yang lain, penyebab kanker serviks sudah diketahui yaituhuman papilloma virus. Virus ini menyerang serviks rahim. Untuk mengakibatkan kanker serviks stadium 1 virus ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitubertahun-tahun. Dalam beberapa tahun tersebut terjadi perubahan-perubahan sel pada serviks yangdikenal dengan lesi pra kanker. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks? Atau lebih baik lagi mengobati lesi pra kanker? Atau lebih awal lagi yaitu mencegah virus ini menyerang serviks? . Untuk mencegah virus menyerang serviks atau kita menyebutnya dengan pencegahan utama yaitu dengan vaksinasi. Sedangkan jikalau virus sudah menyerang serta sudah menyebabakan lesi prakanker maka yang bisa kita lakukan merupakan pengobatan lesi pra kanker. Lalu bagaimana seorang wanita memahami kalau dirinnya mengalami lesi pra kanker? Jawabanya merupakan skrining teratur . PAP Smear serta Inspeksi Visual Asam asetat merupakan dua pemeriksaan yang dipergunakan untuk mendeteksi adanya lesi pra kanker. Lalu siapa saja yang harus di skrining ? setiap wanita yang sudah melakukan interaksi seksual, yang perlu diingat merupakan tidak perlu menunggu munculnya keluhan, seperti keputihan yang hiperbola, perdarahan dikala berhubungan dll.

Berbicara perihal skrining, di Indonesia, skrining tidak dilakukan secara teratur dankurang menyeluruh. Hanya wanita-wanita didaerah tertentuterutama perkotaan serta memiliki pengetahuan yang cukup saja yang mau melakukan skrining . Akan akan tetapi selain pengetahuan, terdapat satu hal yang cukup penting yang sebagai pertimbangan seorang wanita untuk melakukan skrining yaitu uang. Hal ini dikarenakan untuk melakukan skrining membutuhkan biaya yang bagi sebagian akbar wanita Indonesia merupakan jumlah yang tidak sedikit.Saya sudah bertanya ke beberapa tempat tinggal sakit, termasuk tempat tinggal sakit tempat saya bekerja, untuk sekali PAP Smear jumlah yang dimuntahkan bervariasi dari Rp. 100.000-600.000. Tidak sedikit bukan?, setelah wanita melakukan PAP smear serta hasilnya positif lesi pra kanker, terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu kolposkopi ( melihat serviks dengan alat yang memiliki lensa pembesar) serta serviks diwarnai dengan asam asetat serta lugol, agar terang bagian lesi, serta dilakukan biopsi yaitu pengambilan sedikit jaringan untuk diperiksakan, jikalau hasilnya sesuai dengan lesi prakanker tertentu maka perlu dilakukan pengambilan jaringan lebih banyak lagi atau jikalau cukup luas maka dipertimbangkan untuk angkat rahim. Kedengarannya seperti jelek serta angker, padahal tidak, tindakan pada lesi prakanker masih ringan serta angka keberhasilan terapinya cukup tinggi dibandingkan dengan jikalau seorang wanita sudah mengalami kanker apalagi dengan komplikasi-komplikasi yang menyertai, seperti perdarahan per vaginam sehingga menimbulkan kurang darah yang berat serta butuh tranfusi, jikalau sudah mengenai saluran kemih serta ginjal serta menimbulkan gagal ginjal maka dibutuhkan cuci darah, selain mengobati komplikasi perlu pula mengobati penyakit primernya yaitu kanker serviks itu sendiri dengan kemoterapi serta radiasi. Untuk pengobatan, maka seorang wanita yang mengalami kanker leher rahim stadium lanjut akan menghabiskan puluhan-ratusan juta rupiah. Hal inilah yang mengakibatkan banyak penderita kanker mengurus surat jaminan kesehatan, seperti jamkesmas dll, serta tentu saja ini sebagai beban Negara. Memang mereka merupakan tanggung jawab negara atau boleh dikatakan tanggung jawab kita dengan, tapi apakah tidak lebih baik jikalau negara tidak mengeluarkan ratusan juta tapi cukup ratusan ribu rupiah per wanita dengan melakukan skring serta penanganan lesi pra kanker, serta berapa banyak wanita yang tercegah dari kanker serviks alasannya mendapatkan penanganan lebih dini , sehingga akan banyak wanita yang terselamatkan serta dapat berkarya untuk negeri ini.

Bagaimana mempertinggi angka cakupan wanita yang melakukan skrining? Saya terdapat sebuah pengalaman pada dikala saya mendapat beasiswa untuk mengikuti kursus singkat basic gynaecology and pelvic surgery di Belanda. Pada dikala itu saya berdiskusi dengan seorang pakar kanker ginekologi di Rumah Sakit Meander Amersfoort, yaitu dr Jitze Duk. Di Negara belanda angka kanker leher rahim sangat rendah dibandingkan dengan lesi pra kanker yang cukup tinggi. Hal ini ditimbulkan alasannya sistem skrining yang merupakan kerjasama antara pemerintah, pihak asuransi serta energi kesehatan sangat baik. Setiap wanita yang berusia 30 tahun, sesuai data di pemerintahan, akan dikirimi surat anjuran untuk melakukan PAP smear di sarana kesehatan serta yang melakukan pengambilan merupakan dokter umum , jikalau dampak PAP smear nya normal maka wanita tersebut disarankan untuk periksa pap smear ulang 3 tahun lagi, bagaimana jikalau hasilnya positf ? maka wanita itu kan dikirim ke tempat tinggal sakit yang memiliki fasilitas kolposkopi untuk dilakukan permeriksa serta terapi lanjutan. Apakah semua wanita di Belanda mau datang untuk pap smear? jawabanya merupakan sebagian akbar mereka mau dilakukan PAP smear, alasannya sebagian akbar penduduk Belanda ditanggung asuransi, sehingga mereka tidak perlu mengkhawatirkan biaya seperti yang tidak sporadis terjadi di Indonesia, dimana biaya sebagai halangan seseorang untuk pemerikssaan serta pengobatan. Beberapa wanita tidak datang untuk PAP smear serta inilah yang terkadang sebagai boomerang bagi wanita itu sendiri. Jika seorang wanita tidak datang sehingga tidak terdapat dampak pemeriksaan pap smear, serta suatu dikala wanita tersebut mengalami lesi prakanker atau kanker serviks, maka pihak asuransi tidak akan menanggungnya.

Selama di belanda saya beberapa kali mendapatkan kesempatan belajar di poli ginekologi serta sangat mengejutkan bagi saya alasannya selama 4 bulan pendidikan saya disana, saya tidak pernah melihat pasien dengan kanker leher rahim, akan akan tetapi berbagai pasien dengan lesi pra kanker. Pasien yang mengalami lesi pra kanker merupakan wanita usia muda, yaitu sekitar 30 tahunan. Usia 30 tahun merupakan usia yang produktif baik untuk keluarga maupun untuk lingkungan sosialnya. Jika wanita-wanita di usia tersebut tidak terdeteksi mengalami lesi pra kanker, maka beberapa tahun lagi mereka sudah menderita kanker serviks, serta mungkin itulah yang terjadi di Indonesia.

Apakah Negara akan siap menanggung biaya skrining untuk kanker serviks serta pengobatan lanjutan lesi pra kanker? Saya yakin tidak, alasannya jumlahnya tidak sedikit. Untuk mempertinggi angka cakupan menurut saya terdapat beberapa yang bisa kita lakukan. Pertama menekan biaya pemeriksaan PAP smear serta memperbanyak energi kesehatan yang dapat melakukan PAP smear, untuk pengambilan PAP smear, tidak harus dilakukan oleh spesialis obstetrik serta ginekologi, energi kesehatan lain yang terlatih pula bisa mengambil sampel PAP smear, seperti dokter umum, perawat serta bidan. Jadi merupakan tugas spesialis obstetric serta ginekologi untuk melatih mereka agar dapat melakukan PAP smear dengan baik serta betul , fiksasi sediaan, serta penyimpanan serta pengiriman preparat sehingga hasilnya baik. Jika hasilnya positif, baru kemudian ditangani oleh spesialis obstetric serta ginekologi.

Kedua, spesialis obstetri ginekologi serta energi kesehatan yang lain dibutuhkan pula melakukan penyuluhan-penyuluhan perihal skrining, gejala-gejala, pencegahan utama, sekunder kanker leher rahim, sehinggan masyarakat menyadari pentingnya skrining kanker leher rahim walaupun pada termin belum bergejala.

Ketiga, mengajak kerjasama perusahaan asuransi agar membuat acara asuransi spesifik kesehatan wanita, terutama kanker leher rahim. Untuk poin ketiga ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, alasannya perlu kerjasama dengan beberapa pihak serta perlu pertimbangan yang matang agar klien pemegang asuransi tidak merasa berat serta diuntungkan dengan manfaat asuransi yang diperoleh sehingga angka cakupannya tinggi. Jadi perlu diperhatikanbahwa penanganan yang komprehensif dibutuhkan untuk dapat mencapai tujuan penurunan angka peristiwa kanker leher rahim. Semoga dengan menurunnya angka kanker leher rahim para wanita yang merupakan tiang negara dapat berkarya lebih baik untuk dirinya serta orang disekitarnya.


Demikianlah Artikel Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya!

Sekianlah artikel Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Wanita, Waspadai Kanker Serviks & Tetaplah Berkarya! dengan alamat link https://infokesehatandansolusi.blogspot.com/2017/12/wanita-waspadai-kanker-serviks-tetaplah.html

Post a Comment

 
Top